Langsung ke konten utama

Benarkah Stres Pada Bunda Bisa Ikut Dirasakan Bayi?

Benarkah Stres Pada Bunda Bisa Ikut Dirasakan Bayi?

Saat Bunda sedang merasa sedang stres, kemudian Si Kecil justru menangis terus menerus. Jangan tambah stres ya, Bun. Kemungkinan bayi bukan rewel, tapi “tertular” stres yang sedang Bunda rasakan.

Sebenarnya hal ini dimulai sejak bayi dalam kandungan. Si Kecil dapat merasakan ketika Bunda mengalami stres saat hamil. Ada berbagai efek dari hal tersebut. Mulai dari meningkatkan risiko persalinan prematur, berat badan lahir rendah hingga temperamen dan tingkat IQ bayi setelah lahir.
Bayi Belajar Mengenali Emosi dari Lingkungan
Setelah lahir, bayi akan mulai belajar mengenali emosi dari orang-orang di sekitarnya, terutama Bunda dan Ayah. Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa stres yang Bunda rasakan dapat memengaruhi Si Kecil. Contohnya, ia dapat merasa sedih jika melihat orangtuanya sedih atau sedang bad mood.

Pada usia beberapa bulan, bayi bahkan dapat jual obat telat bulan membedakan ekspresi sedih dan bahagia. Ini yang menjadi alasan bayi akan lebih tertarik jika Bunda mengajaknya bicara dengan penuh ekspresi.

Sebaliknya, jika Bunda menunjukkan wajah tanpa ekspresi, bayi bisa jadi mencoba untuk membuat Bunda tersenyum. Selain itu, bayi juga bisa merasakan jika ada orang yang tersenyum padanya tidak tulus atau dibuat-buat.

Memasuki usia 1 tahun, selain mengenali apa yang sedang dirasakan orang lain, ia bahkan sudah dapat merasa peduli terhadap ekspresi orang lain. Walau masih kecil, ia dapat memerhatikan bagaimana Bunda gembira menyapa sahabat Bunda, atau saat Bunda tampak senang mengelus kucing kesayangan di rumah.

Yuk, Mulai Mengelola Stres dengan Baik
Agar Si Kecil tidak ikut mengalami stres yang Bunda rasakan, Bunda perlu pandai-pandai mengelola respons Bunda terhadap situasi-situasi yang tidak berjalan semestinya. Coba yuk, lakukan hal-hal di bawah ini:

Pahami penyebab stres
Apa situasi yang membuat Bunda merasa tertekan? Apakah berhubungan dengan tempat kerja, keluarga, keuangan, atau ada hal lain. Dengan mengenali penyebabnya, Bunda dapat mencoba menemukan jalan keluar dan cara mengurangi stres.

Kenali cara meredakan stres
Daripada meredakan stres dengan banyak makan makanan kurang sehat, Bunda dapat mencoba cara lebih sehat seperti berbicara dan bertukar pikiran dengan teman atau berolahraga ringan.

Tetap menjaga kesehatan
Untuk dapat terus merawat buah hati, Bunda harus lebih dulu menjaga kesehatan diri sendiri. Cukupi waktu istirahat, makan sehat, dan minum cukup.

Luangkan “me time”
Meluangkan me time setelah punya anak bukan berarti egois, lho, Bun. Justru setelah mengambil waktu untuk diri sendiri, Bunda akan punya semangat baru untuk menjaga si Kecil.

Terima bantuan orang lain
Stres biasanya bermula dari kewalahan mengerjakan terlalu banyak hal sekaligus. Mulai sekarang coba untuk mendelegasikan beberapa pekerjaan seperti mencuci pakaian dan membereskan rumah kepada orang lain.

Habiskan waktu berkualitas bersama keluarga
Daripada fokus ke hal-hal yang tidak berjalan dengan baik, lebih baik eratkan hubungan antara anggota keluarga dengan menghabiskan waktu bersama.

Jika Bunda masih terus merasa stres padahal sudah melakukan berbagai cara, tidak perlu ragu untuk berkonsultasi pada psikiater atau psikolog. Semakin cepat Bunda bebas dari stres, maka risiko Si Kecil “tertular” emosi negatif Bunda juga semakin rendah, sehingga tumbuh kembangnya dapat optimal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benarkah Terlalu Sering Mengakses Media Sosial Bisa Membuat Tidak Percaya Diri?

Benarkah Terlalu Sering Mengakses Media Sosial Bisa Membuat Tidak Percaya Diri? Setelah mengunggah foto atau status di media sosial, apa yang kamu lakukan? Menunggu seberapa banyak teman yang menyukai status atau fotomu? Kecewa jika fotomu tidak mendapat banyak like? Atau, justru tidak peduli berapa banyak like yang kamu dapat? Responsmu di media sosial ternyata bisa menunjukkan bagaimana kamu melihat dirimu sendiri, lho. Setiap hari, pengguna media sosial seakan berlomba-lomba untuk mengunggah foto, status, ataupun video terbaik dan berharap mendapat banyak like. Sebagian orang mencoba untuk menampilkan sisi indah dari hidupnya di media sosial meski mungkin ia sedang banyak masalah. Kebiasaan ini membuat seseorang jarang memanfaatkan waktunya untuk mengenali diri sendiri.\ Kecenderungan Membandingkan Diri dengan Orang Lain Orang-orang berusia 18-25 tahun rata-rata menggunakan media sosial agar mendapat informasi terbaru tentang hal yang sedang viral, mencari teman baru, atau...